Belajar Tenun di Desa Sade Lombok: Wisata Tradisional dan Kerajinan Tangan

Wisata

Di tengah perkembangan wisata modern, Desa Sade di Lombok tetap bertahan dengan identitasnya sebagai kampung tradisional Suku Sasak. Di sini, waktu seperti melambat. Tradisi, adat, dan kerajinan tangan menjadi napas kehidupan sehari-hari. Dan satu kegiatan yang paling ikonik dan wajib kamu coba saat ke sini adalah: belajar tenun di Desa Sade Lombok.

Gak cuma lihat-lihat, kamu bisa nyoba langsung menenun dengan alat tradisional, ngobrol sama ibu-ibu Sasak yang mewarisi keahlian ini dari nenek mereka, dan bahkan bawa pulang hasil karyamu sendiri. It’s not just a craft—it’s culture in action.


1. Mengenal Desa Sade dan Suku Sasak

Desa Adat di Tengah Lombok Tengah

  • Lokasi: Desa Rembitan, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah
  • Akses mudah: 15–20 menit dari Bandara Internasional Lombok

Ciri Khas Suku Sasak

  • Rumah adat beratap alang-alang dan berdinding anyaman bambu
  • Ritual dan upacara adat masih sering dilakukan
  • Pusat kebudayaan tenun ikat dan tenun songket khas Lombok

2. Tradisi Tenun: Dari Warisan Leluhur Menuju Gaya Hidup

Tenun Sebagai Identitas

  • Setiap perempuan Sasak wajib bisa menenun sejak remaja
  • Menenun adalah bagian dari proses pendewasaan perempuan

Jenis Tenun yang Populer

  • Tenun Ikat – warna-warna alami, motif geometris
  • Tenun Songket – benang emas/perak, untuk upacara adat dan pernikahan

3. Aktivitas Belajar Tenun yang Bisa Kamu Ikuti

1. Demo Menenun dari Ibu Sasak

  • Duduk di bale (teras rumah) bareng ibu-ibu
  • Lihat proses dari memintal benang, mengikat motif, sampai menenun

2. Workshop Tenun Interaktif

  • Kamu akan diberi alat tenun tradisional (Gedogan)
  • Dibimbing langsung dari awal hingga bisa bikin satu potong mini tenun

3. Catatan & Filosofi di Balik Motif

  • Setiap motif punya makna: “Subahnale” (kesuburan), “Keker” (keberanian), dan lain-lain
  • Bisa tanya langsung sejarah di balik coraknya

4. Tabel Panduan Belajar Tenun di Desa Sade

AktivitasDurasiBiaya (kisaran)Apa yang Kamu Dapatkan
Observasi Proses Tenun30 menitGratis (donasi opsional)Belajar secara pasif, bisa bertanya langsung
Workshop Mini Tenun1–1,5 jamRp 50.000 – Rp 100.000Menenun kecil, hasil bisa dibawa pulang
Workshop Lanjutan + Sertifikat2–3 jamRp 150.000 – Rp 200.000Belajar penuh, diberi sertifikat wisata budaya

5. Suasana Desa Sade yang Bikin Tenang dan Inspiratif

  • Angin lembut pegunungan dan aroma jerami kering
  • Musik gamelan Sasak kadang terdengar mengalun
  • Warga ramah, suasana bersahabat—kamu gak cuma jadi wisatawan, tapi “tamu keluarga”

6. Oleh-Oleh Khas dari Desa Sade

  • Kain Tenun Asli – bisa pilih ukuran dan motif
  • Tas dan Dompet dari Tenun – fashion item yang etnik dan kekinian
  • Aksesori Handmade – gelang, kalung, anting dari sisa benang tenun
  • Miniatur Alat Tenun – souvenir edukatif dan artistik

7. Tips Sebelum Belajar Tenun di Desa Sade

  • Pakai pakaian sopan (karena kamu masuk desa adat)
  • Jangan malu bertanya—warga di sana sangat terbuka
  • Siapkan uang cash untuk beli hasil tenun langsung dari pengrajinnya
  • Foto diperbolehkan, tapi tetap minta izin dulu ya!
  • Jika bisa, datang pagi hari atau sore, agar cuaca tidak terlalu panas

8. Kenapa Wisata Tenun Ini Layak Masuk Bucket List Kamu?

  1. Belajar langsung dari maestro lokal – bukan cuma teori, tapi praktik langsung
  2. Melestarikan budaya secara langsung – dengan berpartisipasi, kamu turut menjaga warisan
  3. Jadi healing sekaligus meaningful – kegiatan yang fokus dan repetitif seperti menenun bantu kamu relaks
  4. Punya hasil nyata dari liburan – kamu bisa bawa pulang karyamu sendiri
  5. Bisa jadi konten story atau vlog yang autentik – bukan liburan mainstream

FAQ: Belajar Tenun di Desa Sade Lombok

1. Apakah harus reservasi dulu untuk workshop?

Tidak wajib, tapi disarankan kalau datang dalam rombongan.

2. Apakah bisa belajar menenun anak-anak?

Bisa, asal didampingi. Ada versi alat yang lebih simpel untuk anak-anak.

3. Apakah bisa beli alat tenun sebagai oleh-oleh?

Beberapa pengrajin menyediakan versi mini sebagai souvenir.

4. Apakah kain tenunnya asli buatan tangan?

Iya, semua kain yang dijual di desa adalah hasil tenunan warga lokal.

5. Apakah bisa bayar dengan QRIS atau non-tunai?

Masih banyak yang manual. Jadi lebih baik siapkan uang tunai.

6. Berapa lama waktu ideal untuk wisata ke Desa Sade?

Sekitar 2–3 jam cukup untuk eksplorasi dan workshop menenun.


Penutup: Tenun, Warisan yang Tak Lekang oleh Zaman

Belajar tenun di Desa Sade Lombok bukan cuma liburan, ini adalah perjalanan mengenal diri lewat benang-benang budaya yang dirajut penuh cinta dan kesabaran. Kamu akan keluar dari desa ini dengan tangan mungkin sedikit pegal, tapi hati yang hangat dan pikiran yang tercerahkan.

Di tengah modernitas dan kecepatan hidup, Desa Sade mengajarkan bahwa ada nilai dalam setiap helai benang yang kita rajut. Siap untuk liburan yang ngena banget dan beda dari yang lain?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *